top of page

EKARISTI | KOMUNI KUDUS


SAKRAMEN EKARISTI THE SACRAMENT OF HOLY COMMUNION | EUCHARIST


data:image/gif;base64,R0lGODlhAQABAPABAP///wAAACH5BAEKAAAALAAAAAABAAEAAAICRAEAOw==

The Sacrament of Holy Communion is the third of the Sacraments of Initiation. Even though we are required to receive Communion at least once per year (our Easter Duty), and the Church urges us to receive Communion frequently (even daily, if possible), it is called a sacrament of initiation because, like Baptism and Confirmation, it brings us into the fullness of our life in Christ. In Holy Communion, we are eating the True Body and Blood of Jesus Christ, without which “you shall not have life in you” (John 6:53).


TRANSSUBSTANTIATIO

hakekat vs aksiden

Transsubstantiatio [1] adalah istilah dalam ajaran Gereja yang menyatakan bahwa sesudah konsekrasi seluruh substansi (dalam arti: hakekat) roti berubah menjadi substansi (dalam arti: hakekat) tubuh dan darah Kristus. Ajaran transsubstantiatio dinyatakan pertama kali secara resmi dalam Konsili Lateran IV (tahun 1215) dan ditegaskan kembali dalam Konsili Trente abad XVI. Istilah transsubstantiatio ini memang cukup sulit dipahami oleh orang-orang modern zaman ini, sebab orang zaman ini biasa memikirkan substansi sebagai bahan dan bukan sebagai esensi. Kata substansi pada ajaran Ekaristi tersebut sebenarnya masih dalam pengertian alam pikir Skolastik zaman itu yang menunjuk makna hakekat atau esensi. Sedangkan dalam pengertian Skolstik, yang namanya bentuk (bulat untuk roti), rupa dan warna (putih), bahan (dari gandum), begitu pula untuk anggur yang berbentuk cair, warna merah/bening dsb bukan disebut substansi, melainkan aksidens.

Dengan ajaran transsubstantiatio itu, yang mau ditegaskan oleh Gereja adalah perubahan hakekat, bukan perubahan aksidens atau warna/bentuk/bahan-nya yang dari gandum dan anggur asli itu. Sesudah konsekrasi, sebagaimana kita imani bersama, seluruh hakekat roti dan anggur berbah menjadi hakekat tubuh dan darah Kristus. Sementara itu rupa, warna, bentuk, bahan (dari gandum, dan anggur) tetaplah sama dan tidak berubah.

Undangan Kristus untuk tinggal dalam Dia

Bila kita pergi ke Misa Kudus, hati kita sebenarnya digerakkan oleh Roh Kudus sendiri yang membawa kita kepada Allah Bapa melalui Kristus sendiri yang membawa kita kepada Allah Bapa melalui Kristus. Dalam perayaan Ekaristi itu, kita diundang Tuhan untuk tinggal bersama Dia, yaitu: saat Tuhan mengumpulkan umat-Nya (Ritus Pembuka), saat Dia bersabda dan mengobarkan hati kita (Liturti Sabda), saat Dia memberikan diri dan hidup-Nya agar bersatu dan tinggal dengan kita (Liturgi Ekaristi), dan saat Dia mengutus kita untuk kembali ke perjuangan hidup sehari-hari dalam berkat-Nya (Ritus Penutup).

Perlunya tinggal dalam Kristus

Untuk para murid Yesus Kristus, bekerja tidak lain ialah memberitakan Injil Yesus kepada segala bangsa. Ketika Yesus memanggil para murid, tujuan pertama dan utama adalah diajak Yesus untuk tinggal bersama Dia. Itulah tujuan panggilan yang pokok dan pertama ialah bersatu dan bersama selalu dengan Tuhan, hidup dalam kesatuan dengan-Nya. itulah sebabnya, ketika Yesus memanggil murid-murid yang pertama, Yesus hanya berkata "Mari, ikutlah aku dan kamu akan Kudajikan penjala manusia" (Markus, 1:17). Begitu pula saat memanggil Lewi, Yesus hanya berkata: "Ikutlah Aku!" (Markus, 2:14). Mengikuti Yesus pertama-tama berarti: berada bersama Yesus. Pada poin perlunya tinggal dalam Kristus inilah terjawab sudah, mengapa banyak orang kristiani yang sungguh habis-habisan bekerja bagi Gereja dan masyarakat yang mudah merasa habis dan bahkan masuk ke dalam krisis rohani yang mendalam. Jawabannya amat jelas, karena selama ini pelaksanaan karya perutusannya dihayati tanpa roh kesatuan dengan Krsitus PENJELASAN OLEH KITAB SUCI Dalam Sakramen Ekaristi, Roti & anggur yang dikonsekrasikan oleh imam berubah menjadi Tubuh & Darah Kristus lalu kemudian pada saat komuni kita menyambutnya dengan Hormat sekali, Pada hari kamis Putih sakramen di Tahtakan kemudian diarak. hal ini adalah suatu hal yang tidak akan diragukan kebenarannya oleh Gereja Katolik karena Roti & anggur yang dikonsekrasikan oleh imam berubah menjadi Tubuh & Darah Kristus paham ini mempunyai dasar alkitabiah yang sangat kuat sekali misalnya dalam:

  • Injil Matius bab 26:26-29, dimana pada saat merayakan perjamuan terakhir Yesus berkata "AMBILLAH, MAKANLAH, INILAH TUBUH-KU" & "MINUMLAH, KAMU SEMUA DARI CAWAN INI. SEBAB INILAH DARAHKU..." dari ayat ini dapat disimpulkan bahwa Roti & anggur itu benar-benar Tubuh & Darah Yesus, karena dalam perikop tersebut Yesus tidak berkata "makanlah, umpamakan ini Tubuh-Ku" Tetapi Yesus berkata "INILAH TUBUH-KU".

  • Injil Lukas 22:14:23, Lukas menekankan Perkataan Yesus "Perbuatlah ini menjadi Peringatan Akan Aku".

  • Injil Yohanes 6:25-59, Yesus menyatakan "Daging-ku adalah Benar-Benar Makanan & Darah-ku adalah Benar-Benar Minuman", Yesus Juga menyatakan bahwa Ekaristi adalah jaminan Kehidupan Kekal "Barangsiapa makan Daging-Ku & Minum Darah-Ku, ia mempunyai Hidup yang Kekal & Aku akan Membangkitkan dia pada akhir Zaman", Yesus juga menyatakan Bahwa dengan ekaristi Kita bersatu dengan Yesus "Barangsiapa Makan daging-Ku & Minum Darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku & Aku di dalam dia" Yesus menyatakan hal ini bukan sebagai bahasa simbol / lambang tetapi yang sebenarnya sehingga orang yahudi berkata "perkataan ini sangat keras siapakah yang sanggup mendengarkannya" ini menunjukkan Yesus berkata bukan dengan bahasa lambang (nb: Orang Yahudi tidak bisa menerima Kanibalisme) 1. Saudara kita dari Gereja Protestan mengatakan Yesus sebenarnya bicara dengan bahasa lambang buktinya "Rohlah yang memberi hidup daging sama sekali tidak berguna perkataan-perkataan yang kukatakan kepadamu adalah Roh yang Hidup" (Yohanes 6:63) bila diteliti lebih lanjut Yesus berbicara "daging-Ku" ketika ia berbicara tentang Ekaristi sedangkan pada Yohanes 6:63 Yesus hanya berkata "daging" dan kata-kata terakhir Yesus dalam ayat ini "perkataan-perkataan yang kukatakan kepadamu adalah Roh yang Hidup" Yesus dalam hal ini tidak membicarakan Ekaristi lagi tetapi membicarakan tentang murid-murid yang mengundurkan diri itu.

  • Surat Paulus yang 1 kepada Jemaat di Korintus 11:17-33, Rasul Paulus dalam suratnya menekankan Kesakralan Ekaristi "Barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan Roti atau minum cawan Tuhan ia berdosa terhadap Tubuh & Darah Tuhan" dan secara langsung juga menekankan bahwa Roti & Anggur yang telah diberkati (Dikonsekrasikan) benar-benar berubah menjadi TUBUH & DARAH TUHAN YESUS sendiri.

Seringkali ini menimbulkan pertanyaan dan dipertentangkan dengan kemahahadiran Tuhan. Dalam hal ini kita harus membedakan antara 'kehadiran spiritual' dan 'kehadiran nyata'. Memang benar Tuhan hadir di mana-mana dalam setiap jiwa yang berada dalam keadaan rahmat, ini adalah 'kehadiran spiritual'. Sedangkan dalam hosti yang telah dikonsekrasi, kehadiran Tuhan bersifat unik, dan khusus, hal ini dikenal sebagai 'Kehadiran Nyata' (Real Presence) dengan demikian kita perlu menunjukkan penghormatan yang khusus, karena Tuhan sendiri telah menunjukkan kehadiran-Nya secara khusus.

Dalam perjalanan sejarah Gereja Katolik, hal ini bukan tidak menimbulkan perdebatan. Misalnya saja pada jaman reformasi, Luther melihat peristiwa ini sebagai co-substansi dimana Tubuh dan Darah Kristus ada bersama dengan roti dan anggur. Bahkan Calvin lebih jauh lagi melihat hosti sekedar simbol/perlambang kehadiran Kristus saja dan bukan kehadiran Kristus yang aktual sehingga seseorang yang menerimanya hanya diartikan menerima Kristus secara spiritual. Pandangan ini di tolak secara tegas oleh Gereja Katolik pada Konsili Trente.

Dalam pandangan Gereja Katolik, roti maupun anggur berubah sepenuhnya menjadi Yesus Kristus secara keseluruhan, baik Tubuh, Darah, Jiwa, dan Keallahan-Nya. Dengan demikian seseorang yang menerima hosti berarti menerima Yesus Kristus secara keseluruhan. Perubahan ini adalah perubahan yang benar-benar terjadi secara aktual, dengan demikian baik di mata orang Katolik maupun bukan, roti dan anggur tersebut tetap merupakan Tubuh dan Darah Kristus.

Kehadiran Kristus tetap ada sepanjang bentuk roti dan anggur masih tetap ada. Ketika hosti yang telah dikonsekrasi ditelan ataupun larut dalam air maka itu bukan lagi Tubuh dan Darah Kristus. Jadi Tuhan Yesus dalam hosti tetap hadir pada diri penerima komuni selama hosti tersebut belum larut/ditelan sehingga ia harus menghormati kehadiran Kristus secara khusus selama masa itu. jadi saudara-saudari sebelum kita menyambut Sakramen Ekaristi ada baiknya kita yang memiliki dosa berat mengakukan dosa terlebih dahulu karena kita menerima Yesus Tuhan Kita.


Featured Posts
Recent Posts
Archive
Search By Tags
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square
bottom of page